Senin, 03 Agustus 2009

(in Memoriam) Mbah Surip: “Gelandangan” Itu Kini Jadi Milyader

Oleh aljauhari
diambil dari Kompasiana


Selamat Jalan dan Hati-hati ya Mbah Surip
I Love You Full....
Ha.. Ha.. Ha..


Saya akrab dengan sosok Mbah Surip sejak tahun 1988. Waktu itu ia banyak tinggal di Pasar Seni Ancol. Dari dulu, rambutnya sudah gimbal. Kemana-mana pegang gitar ‘mainan anak’ (cukolele) buatan sendiri. Tiap ketemu kawan, dia menyanyikan lagu yang itu-itu saja. Siapa sangka lagu-lagu tersebut kini sangat populer setelah jadi album.

Saya masih ingat, Mbah Surip sering menyanyikan lagu ‘tak gendong’ dan ‘bangun pagi’ di depan teras show room kami di Pasar Seni Blok F1 (dulu pusat patung dan ukiran kayu milik keluarga kami). Ia akrab dengan kakak saya, Mas Sidik Al Amien (alm). Biasanya ia datang ke show room saat jam makan siang. Kalau sudah begitu, Mas Sidik mengajak dia makan siang di warung ‘Si Eneng’ di samping show room.

Kata Mas Sidik, meski hidup susah (baca: menggelandang), Mbah Surip pantang meminta-minta. Meski lapar, dia tidak akan minta ditraktir. Tapi tidak akan menolak bila diajak makan. “Makanya jangan heran bila dia ke sini pas jam-jam makan. Kalau gak ada saya, ajak aja makan di warung sebelah,” pesan Mas Sidik suatu hari.

Di pasar seni ancol, Mbah Surip sering makan kalau ada kawan akrab, atau kenalan sedang makan (karena ditraktir). Saya yakin, untuk itu dia tidak musti minta ditraktir. Meski penampilannya ‘nyleneh’, ia sangat dihargai orang se komunitas seniman dan pengusaha Pasar Seni Ancol.

Hal lain yang saya ingat di masa itu, Mbah Surip sering diajak tampil bareng oleh musikus-musikus ternama di Tanah Air ini. Iwan Fals misalnya, saat manggung di Pasar Seni Ancol sering meminta Mbah Surip mendampinginya. Demikian juga Iyek (Ahmad Albar). Kalau Godbless atau Gong 2000 mentas, selalu saja meminta dukungan Mbah Surip. Kalau sudah begitu, baik Iwan Fals dan Ahmad Albar justru justru malah larut dengan gaya musik Mbah Surip. Hebatnya, kedua musisi senior itu selalu bisa mengikuti arah lirik lagu Mbah Surip. Padahal, Mbah Surip menyanyi dengan nada dan lirik lagu mereka dengan gaya khasnya yang seperti orang kesurupan.

Sungguh, sulit membayangkan Mbah Surip mampu membius jutaan orang dengan lagu-lagu ‘alakadarnya’ itu, sekarang. Jutaan orang seolah terlena dengan lagu ‘Tak Gendong’ dan ‘Bangun Pagi’, meski dengan nada dan lirik gak jelas seperti itu. Dan siapa nyana bila Mbah Surip, berbekal lagu-lagunya itu, kini berubah jadi milyader. Dapat penghasilan dari kontrak senilai jutaan dan bonus rumah 2 milyar serta mobil ratusan juta. Waow Mbah Surip, semoga sukses selalu!!!